Selasa, 11 Januari 2011

Antara Fakta dan Dusta, ada Realita

            "Seminar paling heboh tahun ini, membuka habis rahasia menjadi kaya". demikian bunyi sebuah iklan tentang suatu seminar di sebuah hotel berbintang. Malam itu, aku menyaksikan, ruangan seminar penuh, tua muda, laki-wanita, sendirian atau berpasangan, semua serius mendengarkan "sang tokoh" bercerita tentang "diri"nya, bagaimana bisa kaya dan sukses. Banyak tawa dan canda, jok-jok jenaka dilempar, disambut gelak ketawa, seakan mereka lupa, mereka bayar, mereka duduk, mereka tertawa, dan........mana hebohnya ? Mana rahasia menjadi kaya ?, Ah, akupun tak tahu, tapi inilah realita.
            Sebuah promosi memang menyajikan fakta yang ditawarkan, baik benda maupun jasa, tetapi sulit berkelit bagi si pembuat iklan atau si pemesan iklan, untuk selalu menyertakan dusta, minimal menyelipkan kata bermakna ganda, sehingga persepsi orang bisa digiring sesuai dengan kehendak si pembuat atau si pemesan iklan. Yah..... inilah sebagian dari realita dalam dunia bisnis, antara fakta dan dusta, terkadang sulit dipilah secara nyata. Tapi...... itu belum apa-apa, dalam renungan aku tertegun, ternyata hampir semua pojok kehidupan, perilaku dusta sudah merajalela, bahkan ada yang mengatakan, dusta sudah membudaya, benarkah ? Coba sebentar kita melihat fakta dalam dunia pendidikan, apakah di sana juga ada dusta ?
        Semua tahu dan menyadari bahwa pendidikan bertujuan ingin mengantarkan peserta didik, menjadi lebih terdidik, lebih cerdas dalam berpikir, lebih luas wawasan pengetahuan dan pengalaman, lebih dewasa dalam bersikap, lebih bertanggungjawab dalam bertindak, dan lebih-lebih yang lainnya. Pokoknya, pendidikan berusaha ingin merubah perilaku dan kemampuan nalar peserta didik menjadi lebih berkualitas. Apakah tujuan ini tercapai ? Ya..... sebagian, sekian percent, mungkin sudah atau akan menjadi realita, sedangkan sebagian yang lain, seberapa percent yang lain, masih perlu dipertanyakan realitanya. Mengapa ? Ah, rumit jawabannya, karena kompleks penyebabnya. Lalu bagaimana ? Mari kita lihat fakta-fakata yang sudah jadi realita.
        Sebagian realita bercerita, bahwa ketika peserta didik mengikuti ujian, persiapan mereka cukup instan,  cukup hanya belajar semalam, dengan SKS, sistem kebut semalam. Sebagian lagi. tak perlu susah belajar, santai saja, yang penting sudah siap bahan "contekan" dengan berbagai teknik canggih, atau bergeriliya mencari bocoran soal. Dan sebagian lainnya lagi, menyiapakan setoran "premi"  ke yang berwenang agar dapat jaminan nilai lulus. Bagaimana pula ketika mengerjakan tugas ?,membuat skripsi, tesis, desertasi ? perilaku fotocopy, copy paste, menjiplak, mendown load di internet,  ah......terlalu banyak fakta yang berselimut dusta.  Dan ini terjadi hampi r di semua jenjang pendidikan, dari tingkat paling dasar, hingga program Doktor. Bukankah sudah teersebar berita ada Doktor yang ternyata plagiator ?  Bisakah perilaku demikian ini membuahkan generasi cerdas dan penuh berkah untuk sesama ?  Tanya ini, tak perlu jawab,cukup realita yang berbicara. Apakah semua pesetrta didik  begitu ? Tentu saja tidak. Masih ada, entah masih banyak atau segelintir, peserta didik yang tetap tegak berdiri dalam kejujuran, ketekunan, dan penuh tanggungjawab terhadap perkembangan dirinya. 
        Lalu, bagaimana pula dengan para pendidiknya ? Apakah mereka semua pejuang kejujuran ? Apakah mereka contoh teladan ? Sebagian, entah besar atau kecil, mungkin ya, mereka pejuang pendidikan tulen. Sedangkan sebagian yang lain, mungkin sudah biasa bermain dengan aneka macam dusta. Ketika mereka berusaha untuk memenuhi persyaratan angka kredit untuk kenaikan pangkat, bagaimana mereka menghadir data ?  Adakah dusta di sana ? Ketika mereka memenuhi persyaratan sertifikasi, adakah fakta yang tersaji dalam dusta ? Pertanyaan ini juga tak usah dijawab, cukup lihat realita yang ada.
        Lalu, bagaimana mungkin kita berharap berkah dari Tuhan, kalau do'a yang kita panjatkan selalu berpadu dengan perilku dusta yang sangat dimurkaiNya. 
         Solusinya, ? Taubat......taubat nasuha, mengakui salah, dan berjanji tak akan berdusta lagi. Kita kibarkan bendera bertuliskan : " Mulai hari ini, tiada dusta lagi di antara kita ".

30 komentar:

  1. MAHYU FAHRIZAL 027A SI
    kobohongan atau yang sering di sebut dusta pasti ada pada manusia,dengan dusta banyak orang menghasilkan uang.fakta dan dusta sulit untuk di bedakan.tapi kadang dusta di butuhkan bagi orang yang tidak bisa menerima fakta yang sedang di alaminya.pada zaman nabi Muhammad SAW ,orang yang sering berdusta mulutnya berbau busuk,dan orang yang sering berkata jujur maka mulutnya berbau harum,tapi karena manusia sudah terbiasa dengan bau busuk itu maka orang yang sering berdusta sulit di bedakan dengan orang jujur.

    BalasHapus
  2. Ikhwanul Muslimin Kusuma Negara 021A SI
    Ya. . . begitulah sekarang orang yang mementingkan bisnis dan uang,do'a pun di sepelekan; dengan cara apapun mereka lakukn untuk sebuah bisnis,berbohong,menipu, dan berbuat curang akan mereka lakukan demi keuntungan semata, mereka tak peduli sudah melakukan pebohongan publik. . .Fakta dan dusta berbanding terbalik , ya sa'at ini yaitu dusta di balik sebuah fakta. . . semoga sebuah kejujuran bisa lebih dominan dalam hidup kita

    BalasHapus
  3. dunia pendidikan saat ini memang telah mundur jauh dari dunia pendidikan jaman dulu,sering orang tua,kakek,nenek,maupn guru saya bercerita ttng cara pendidikan mereka,bagaimana mereka dngan uang pendidikan dan fasilitas yg jauh dr memadai namun tetap pada akhirnya mereka berhasil&sukses.sukses yg didapat bukan dngan hasil mencontek,membayar guru atau dosen,dll.tapi karena tekad dan semangat untk brhasil dalam pndidikanx.begitu jauh kita lihat dngan keadaan sekarang ini.
    menurut bapak sebenarnya hal utama apa yg menyebabkan kemunduran dari semangat pendidikan para pelajar saat ini??

    BalasHapus
  4. Di kalangan pendidikan sekarang sebagian besar banyak ditemui dusta. Di dalam hati sudah mengetahui bahwa mencontek itu tidaklah baik. Namun karena pengaruh lingkungan atau teman-teman yang lain, sehingga yang awalnya takut dusta tidak dihiraukan lagi. Pikiran ditakuti dengan nilai yang jika tidak menyontek maka nilai akan lebih rendah daripada teman-teman yang lain. Padahal jika siswa itu percaya diri dengan kemampuannya, menyiapkan segala bahan yang dipelajari dan menanamkan di pikiran bahwa "nilai yang rendah akan lebih berharga, daripada nilai yang tinggi namun dengan cara menyontek." maka tidak ada lagi dusta diantara kita...

    BalasHapus
  5. kejujuran mulai langka,,
    biarkan realita yg berbicara :D


    (Kinanti, FKIP-PGSD, nonreg, smt 1)

    BalasHapus
  6. ironis memang apabila berbicara mengenai realita yang terjadi disktar kita.dusta seakan menjadi makanan bahkan budaya yang kian mewabah di dalam realita kehidupan ini.Pendidikan,pemerintahan,ekonomi,dll telah di selimuti oleh dusta2 yang telah menjadi suatu karya dari seorang atau sekelompok manusia.kita tidak perlu menjawab atau mendeskripsikan permasalahan ini,yang terpenting kita tanya diri kita sendiri dari sekarang Apakah Kita mau menjadikan diri kita sebagai orang yang mau terhindar dari dusta (berlaku Jujur)????? permasalahan-permasalahan ini cukup kita jadikan sebagai tolak-ukur dalam menghadapi realita dan menilai diri kita sendiri sebagai bahan introspeksi diri.

    BalasHapus
  7. pak maaf ketinggalan, Moch.salman Hafidz (FKIP/BK/smstr 1/UVAYA PAGAT HST

    BalasHapus
  8. memang sulit mencari orang yg jujur dijaman sekarang ini

    mungkin dusta akan barakhis di saat beakhir nya semesta ini....

    selugan baru KURANGI DUSTA DIANTARA KITA

    BalasHapus
  9. Mahdi mahasiswa BK UVAYA kla Pagat Barabai semester 1

    BalasHapus
  10. antara fakta,dusta, realita , sangat berhubungan,,,, karenanya sangat sulit menghilangkan semua itu, apalagi manusia,kalau tidak ada dusta, terasa hambar,, hehe,, jadi,, kenapa dusta itu ADA?

    BalasHapus
  11. maaf pak lupa nama saya>
    mahdia FKIP/BK/smstr 1/UVAYA PAGAT HST

    BalasHapus
  12. setiap orang harus bisa bertanggung jawab dengan apa yang ia lakukan dan apa bila seseorang memberi kita rahasia kita tidak boleh membuka rahasia orang tersebut sama saja kita membuka aib saudara kita sndiri menurut agama membuka aib saudaranya sediri hukumnya haram.
    (Erna Lidiyajurusan BK\smstr 1\kls pagat)

    BalasHapus
  13. Memang antara fakta,dusta dan realita itu mempunyai hubungan yang erat. contohnya saja dalam dunia pendidikan yang sangat mempengaruhi,sehingga banyak pendidikan kita yang tidak berkualitas. apalagi banyaknya contoh yang tidak baik seperti mencotek,menyogok guru,dll. oleh karna itu kita harus bisa membedakan antara fakta dan realita.
    (SRY NORMILIANI JURUSAN BK/Semester 1/UVAYA PAGAT)

    BalasHapus
  14. yg jelas mulai saat ini . . .
    biasa kn untuk berkata jujur . . .
    walaupun susah haruss dipaksa untuk jujur . . .
    krna kalau dri skarang sudah d biasakan
    maka akan terbiasa dengan sndirinya kedepannya nanti , , ,

    ( Siti Halimah - DIV Kebidanan - Semester 2 - Kelas A - STIKES Sari Mulia )

    BalasHapus
  15. Ibnu Prakoso
    Poltekkes BJM, GIZI (sem. 2)
    Semoga virus2 kejujuran terus membudaya, bukan malah mati hanya karena KEBIASAAN dusta dan moral yg KOTOR.

    BalasHapus
  16. sebagai umat nabi muhammad S.A.W seharusnya tidak boleh berdusta, tapi karena keadaan yang membuat orang-orang menjadi terbuai, dan terlena oleh rayuan rayuan dan janzi-janzi palsu. apa lagi di jaman sekarang ini banyak sekali orang-orang yang di luar sana pergaulan yang terlalu bebas, dan menggunaakan obat-obat terlarang akibatnya generasi sekarang rusak. karena rayuan dan janzi-janzi yang tidak di tepati akhirnya menjadi dusta
    contohnya: seperti halnya perselingkuhan istri simpanan yang tidak di ketahui oleh istri nya di rumah. padahal kalau kita bersikap jujur tidak ada dusta maka insyaallah hidup kita akan jadi tenang dan damai dunia dan akhirat.

    ibu noraida (non reguler PGSD universitas ahmad yani)
    BANJARMASIN

    BalasHapus
  17. EMELDA KHAIRUNISA
    NPM 12862061542

    Kejujuran sekarang sangat mahal harganya, bila sebagian orang beranggapan bohong atau dusta itu sudah membudidaya, saya beranggapan juga sama...
    karena, dari apa yang sudah saya temui sekarang, dari anak-anak yg kecil pun tak jarang suka berbohong.. entah karena lingkungannya, atau milio dari orang tuanya.. hal ini sangat memprihatikan..
    hendaknya sedari dini ini dicegah.. paling tidak dari lingkungan keluarga anak dapat di bentuk menjadi lebih baik lagi... bila kejujuran di tanamkan dari dini.. maka, dimana pun dia berada akan mudah menyesuaikan dengan lingkungannya..

    BalasHapus
  18. Menurut saya,artikel " ANTARA FAKTA DAN DUSTA,ADA REALITA" itulah yang terjadi dikehidupan kita,kadang dusta memang tidak bisa dihindari.semoga dimanapun kita berjalan selalu dalam jalur kejujuran.

    ( YULIDA HABIBAH, PGSD NON REGULER UVAYA BANJARMASIN SEMESTER 4 )

    BalasHapus
  19. Memang sangat mudah sekarang ini untuk menghandirkan dusta dalam berbagai aspek kehidupan karena kadang pembelajaran dusta sudah didapat dari dalam lingkungan keluarga contohnya ketika seorang ayah marah ketika tahu anaknya merokok sedangkan dirinya sendiri juga merokok dan itu hanya sebagian kecil hal yang sering kita temui ( MARIA OLFAH UVAYA BANJARMASIN NON REGULER SEMESTER IV)

    BalasHapus
  20. dijaman sekarang tidak luput dari yang namanya dusta
    mungkin sudah jadi tradisi dijaman sekarang

    BalasHapus
  21. Aliansyah
    pgsd non reguler semester 4

    dijaman sekarang tidak luput dari yang namanya dusta
    mungkin sudah jadi tradisi dijaman sekarang
    pdhl ada lagu jangan sds dusta diantara kita

    BalasHapus
  22. Menurut pendapat saya artikel tersebut benar adanya bahwa diantara kenyataan terselip dusta dan itu nyata adanya. Sebagai manusia yang diberi akal, pikiran harus cerdas menanggapi segala sesuatu yang terjadi dan melakukan sesuatu tentunya tidak asal-asalan tetapi perlu dipikirkan benar tidaknya, baik buruknya seperti mencontek hasilnya tentu tidak baik bila dibandingkan dengan belajar lebih terarah dan teratur.

    (Mariatul Adawiah. pgsd. non reguler. UVAYA Banjarmasin. semester IV)

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  25. Manusia memang tidak akan lepas dari kebohongan dan dusta karenamanusia terlahir sebagai makhluk Tuhan yang tidak pernah lepas dari nafsu.Sebagai manusia yang diberi akal, pikiran harus cerdas menanggapi segala sesuatu yang terjadi dan melakukan sesuatu tentunya tidak asal-asalan tetapi perlu dipikirkan benar tidaknya, baik buruknya seperti mencontek hasilnya tentu tidak baik bila dibandingkan dengan belajar lebih terarah dan teratur.
    (Sutaryo BK II UVAYA Banjarmasin)

    BalasHapus
  26. untuk melekukan kejujuran sangatlah sulit karena kejujuran hanya di miliki oelh Nabi dan Rosul....
    sebagai umat nabi muhammad S.A.W seharusnya tidak boleh berdusta, tapi karena keadaan yang membuat orang-orang menjadi terbuai, dan terlena oleh rayuan rayuan dan janzi-janzi palsu. apa lagi di jaman sekarang ini banyak sekali orang-orang yang di luar sana pergaulan yang terlalu bebas, dan menggunaakan obat-obat terlarang akibatnya generasi sekarang rusak. karena rayuan dan janzi-janzi yang tidak di tepati akhirnya menjadi dusta.
    (Bambang eko nurdiansyah BK II UVAYA Banjarmasin)

    BalasHapus
  27. untuk melakukan kejujuran sangatlah sulit karena antara fakta dan dusta berbeda tipis, karena orang lebih suka dusta dari pada fakta. kadang dusta bisa membuat orang senang tapi fakta sebaliknya. antara dusta dan fakta, ada realita yang terjadi dikehidupan baik didalam dunia kehidupan dan dunia kerja., karena orang lebih suka dusta dari pada fakta, namun realita yang ada.

    nama: iis limbong putri ( BK 4 Universitas ahmad yani)

    BalasHapus
  28. Menurut saya , kita tidak perlu menjawab atau mendeskripsikan permasalahan ini,yang terpenting kita tanya diri kita sendiri dari sekarang Apakah Kita mau menjadikan diri kita sebagai orang yang mau terhindar dari dusta , permasalahan-permasalahan ini cukup kita jadikan sebagai tolak-ukur dalam menghadapi realita dan menilai diri kita sendiri sebagai bahan introspeksi diri.

    nama :: Akhmad Zaini ( PGSD , Non Reguler semester IV , UVAYA Banjarmasin )

    BalasHapus
  29. Sebagai manusia pasti lah pernah berbohong itu hak dan kewajiban diri pribadi tetapi sebaik nya dalam diri pribadi tidak boleh di tiru dengan adanya meniru, menciplak hak karya orang lain itu sangat merugikan orang yg membuat karya nya tetapi di curi begitu saja... seharusnya kita mulai dari kesadaran diri masing2 mana yg baik dan mana yg bruk...

    (Rezni yuanda , 1D semester 1, FKIP/PGSD)

    BalasHapus
  30. Sebagai manusia pastilah kita pernah melakukan kesalahan tapi kesalahan itu bisa kita jadikan pelajaran untuk kedepannya untuk menjadi lebih baik tanpa harus berbuat curang dan menghalalkan segala cara untuk mencapai kesuksesan.
    Semoga dunia pendidikan kedepannya bisa mengantarkan peserta didik menjadi lebih terdidik lebih cerdas dalam berpikir,lebih luas wawasan,pengetahuan dan pengalaman,lebih dewasa dalam bersikap,lebih bertanggung jawab dalam bertindak dan lebih berkualitas lagi
    (Nurul janah,1D,smester 1,FKIP/PGSD)

    BalasHapus